
Rekam jejak Danu Wicaksana memang tidak terkait langsung dengan fintech, namun dia sudah meyakini bahwa fintech memiliki masa depan dan potensi yang besar.
Evolusi Danu Wicaksana dari dunia mode menjadi TCASH
(Foto: Tek.id)
Bisnis financial technology (fintech) dinilai masih menjanjikan. Tak ayal, berbagai perusahaan berbasis teknologi berlomba-lomba memasuki bisnisnya dengan menawarkan layanan fintech. Tak sedikit yang mendirikan startup sendiri yang fokus di sektor fintech.
Di Indonesia, potensi bisnis fintech masih sangat besar. Pasalnya, menurut berbagai penelitian, lebih dari 50 persen masyarakat Indonesia adalah unbanked, sehingga peluang untuk menjaring pengguna semakin besar. Di sisi pengguna, kehadiran fintech juga akan memudahkan transaksi tanpa harus memiliki rekening bank terlebih dahulu.
Baca juga
Sektor pembayaran digital Indonesia tertinggal, Gita Wirjawan: masih tertinggal dari China
Teknologi
Sektor pembayaran digital Indonesia tertinggal, Gita Wirjawan: masih tertinggal dari China
Tokoscore menghadirkan layanan prediksi pendapatan dan penandaan penipuan
Teknologi
Tokoscore menghadirkan layanan prediksi pendapatan dan penandaan penipuan
Cara mengundang teman di PUBG: Mode Status Baru 4v4
Teknologi
Cara mengundang teman di PUBG: Mode Status Baru 4v4
DANA mengajak pengguna untuk membantu tenaga medis melalui donasi
Teknologi
DANA mengajak pengguna untuk membantu tenaga medis melalui donasi
Karena jumlah pengguna yang banyak, Telkomsel juga menawarkan layanan fintech. Layanan uang elektronik yang diberi nama TCASH ini diluncurkan pada tahun 2007 dan dimulai kembali pada tahun 2015. Kini TCASH berada di bawah kendali Danu Wicaksana. Lahir di Semarang, beliau adalah Chief Executive Officer (CEO) dan telah memimpin TCASH selama lebih dari setahun.
Dari fashion hingga fintech
Rekam jejak Danu Wicaksana tidak terkait langsung dengan fintech. Namun dia telah lama percaya bahwa fintech memiliki masa depan dan potensi yang besar. Gelar sarjana pertamanya bahkan tidak berhubungan dengan teknologi, teknik kimia di Institut Teknologi Bandung.
Danu Wicaksana memulai karirnya di dunia bisnis dan dipekerjakan oleh perusahaan konsultan manajemen McKinsey. Danu bekerja untuk perusahaan multi-negara selama hampir satu tahun sebelum meninggalkan posisi Engagement Manager pada tahun 2015.
Pada bulan Maret tahun yang sama, Danu memulai karir di e-commerce dengan fokus pada produk fashion, Berrybenka. Masih melenceng dari gelar sarjana dan magister, Danu menjabat sebagai Managing Director selama lebih dari dua tahun. Berbekal pengalamannya sebagai konsultan di berbagai perusahaan, Danu Wicaksana telah memperluas wawasannya dalam kaitannya dengan berbagai industri.
“Anda tidak perlu memiliki pengetahuan vertikal untuk menjadi pemimpin di sebuah perusahaan. Penting untuk memahami keterampilan industri dan manajerial. kata Danu saat mengingatnya.
Meski tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan terkait dunia fashion, peran Danu di Berrybenka tidak secara langsung berkaitan dengan produk tetapi mengelola tim di bawah koordinasinya. Siapa sangka pengalamannya bekerja di berbagai sektor industri justru akan menuntunnya untuk memahami pola-pola industri.
Fintech sendiri memang merupakan industri yang sangat baru karena Danu Wicaksana resmi menjabat sebagai CEO TCASH pada Mei 2017. Dilihat dari model bisnisnya, TCASH juga sangat berbeda dengan Berrybenka, e-commerce fashion yang melambungkan nama Danu. Bukannya minder, Danu justru merasa tertantang oleh industri fintech.
“Saya tahu betul bahwa tantangannya akan sangat berbeda (dengan Berrybenka). Menurut saya, industri ini sangat baru, tidak hanya untuk saya, tetapi untuk semua orang, termasuk bankir, ini adalah industri baru. Bagi saya inilah tepatnya mengapa saya ingin menantang diri saya untuk belajar dan berkontribusi di sini,” katanya.
Sumber :